Sinthia di Kubangan Air Asin Hutan Nantu |
Program ini bertujuan mempromosikan salah satu tempat wisata di Provinsi Gorontalo sekaligus melakukan penghijauan lingkungan di Desa Dusun Tangga Kabupaten Boalemo sebuah desa transmigran yang merupakan jalan lintas menuju ke lokasi Hutan Nantu, tempat yang sangat asri dan memiliki hewan khas Sulawesi. Dalam program penghijauan lingkungan ini, Putri Pariwisata Gorontalo 2012 Nurhayati Sinthia Massa (yang sekarang ini sedang menjalani karantina di ajang Pemilihan Putri Pariwisata Indonesia 2012 sampai dengan Final PPI tanggal 28 September, Live di ANTV pukul 21.00 wib), dibantu oleh teman-teman Mahasiswa Pecinta Alam UNG, Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo serta Dinas kehutanan Provinsi Gorontalo melakukan penanaman bibit pohon. Sebagian bibit pohon dibagikan pula ke masyarakat, terdiri dari 300 bibit pohon durian dan pohon jati.
Akar pohon Rao (Dracontomelon dao) |
Pada tanggal 5 Juli 2012, Sinthia (panggilan akrab Nurhayati Sinthia Massa) dan rombongan melakukan perjalanan jauh menuju Hutan Nantu yang memiliki medan jalan cukup ekstrim di bawah deras hujan. Namun hal itu tidak menghalangi semangat rombongan. Perjalanan di tempuh mulai dari pukul 11.00 dan sampai di Desa Dusun Tangga pada pukul 16.30, serta harus melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki kurang lebih 1 jam untuk sampai di camp Hutan Nantu dengan menyeberangi sungai. Cuaca yang hujan dan semakin gelap membuat rombongan memutuskan untuk berhenti dan besok paginya baru akan meninjau Hutan Nantu.
Eucalyptus Deglupta, Pohon Corak Loreng |
Suasana pagi hari (6 Juli 2012) di dalam Hutan Nantu yang asri
terasa menakjubkan bagi rombongan, hal ini tentunya akan sangat menyenangkan pula bagi
wisatawan yang senang berwisata di hutan. Tujuan pertama kunjungan yaitu memantau aktivitas
babi rusa melalui gubuk pengamatan, kadang kala harus bersabar menunggu berjam-jam
untuk melihat segerombolan babi rusa mendekati kubangan yang berisi material
berupa garam dan bermineral tinggi. Babi rusa ini memakan buah pangi yang
beracun, dan untuk menetralisir racun tersebut, mereka meminum sumber air panas
atau (geothermal) yang ada di kubangan tersebut. Kubangan itu merupakan
kubangan air
asin satu-satunya di dunia. Dulu kubangan tersebut berjumlah
empat, yaitu Adudu Nantu, Nooti, Moliulo, dan Abati.
Ketiga
kubangan diantaranya punah
akibat perambahan hutan dan pemukiman baru untuk transmigrasi, dan yang tersisa
hanyalah kubangan Adudu Nantu. Sekitar kubangan penuh dengan pepohonan yang besar,
asri dan menyejukkan.
Sinthia Massa bersama Warga Desa |
Hutan Nantu ini termasuk dalam kawasan wallacea sehingga melahirkan satwa khas, bukan hanya babi rusa di dalamnya, tetapi juga ada Anoa, kurang lebih 90 jenis burung dan 35 jenis burung khas Sulawesi. Dapat dibayangkan betapa uniknya kawasan hutan ini.
Setelah puas melihat aktivitas babi rusa, rombongan menuju ke tempat berikutnya untuk melihat pohon yang tergolong unik yaitu Ecalyptus Deglupta, yang memiliki keunikan corak pohon yang menyerupai loreng dengan perpaduan warna cokelat dan hijau. Di Hutan Nantu juga terdapat pohon roa (dracontomelon dao) yang berumur ratusan tahun. Dalam perjalanan, mata para rombongan dimanjakan oleh keindahan berbagai kupu-kupu yang cantik serta kelucuan Makaka Heckii atau monyet Sulawesi yang bermain-main seolah menyambut kedatangan rombongan.
Menanam Bibit Pohon Untuk Penghijauan |
Di sore harinya, rombongan melakukan penanaman pohon sebagai program penghijauan lingkungan, dibantu oleh warga dan anak-anak desa dusun tangga. Menurut Sinthia Massa, banyak hal yang didapatkannya selama dua hari melaksanakan salah satu programnya sebagai Putri Pariwisata Gorontalo dalam pelestarian lingkungan kawasan wisata. Sinthia berharap program yang bertujuan untuk melestarikan lingkungan dan menjadi pembelajarannya dalam menambah wawasan tentang pariwisata yang ada di daerah Gorontalo dapat terus berlanjut dan berkembang hingga menjadi salah satu destinasi tujuan bagi wisatawan mancanegara, karena kini kawasan Nantu dengan area seluas 31.215 hektar, telah ditetapkan sebagai suaka margasatwa yang wajib untuk dijaga dan dilindungi. Semoga harapan baik Nurhayati Sinthia Massa dapat terwujud.
hmmm...nice topic...program kampanye yg bagus untuk kemudian hari dan smoga jadi lifestyle buat anak muda jaman sekarang, bisa juga suatu saat klo udah pulang ke kampung halaman diahrapkan punya slogan "be green be you' at least utk memberi semangat kepada yg lain bahwa 'go green' is very important....yg pasti selamat berjuang ya....we always support u.
BalasHapusTerima Kasih, harapannya juga begitu bisa membangkitkan semangat anak muda Indonesia khususnya yg ada di Gorontalo. Slogan yg mantap untuk di kembangkan. Slama di karantina 2 minggu ini, ty tidak pernah bosan untuk mempromosikan wisata yg ada di Gorontalo. Semoga semua ini memberikan manfaat yg baik untuk pengembangan Pariwisata Gorontalo kedepan.
HapusCAN YOU BLOW MY WHISTLE!!!
BalasHapusYes, I Can...
HapusApakah masih ada semangat untuk lingkungan?
BalasHapus